Inflasi dan perekonomian Indonesia sangat
saling berkaitan. Apabila tingkat inflasi tinggi, sudah dipastikan akan
memengaruhi pertumbuhan ekonomi, dimana akan melambatnya laju pertumbuhan
ekonomi.
Inflasi di Indonesia diumpamakan seperti penyakit endemis dan
berakar di sejarah. Tingkat inflasi di Malaysia dan Thailand
senantiasa lebih rendah. Inflasi di Indonesia tinggi sekali di zaman Presiden Soekarno,
karena kebijakan fiskal dan moneter sama sekali tidak prudent (“kalau
perlu uang, cetak saja”). Di zaman Soeharto,
pemerintah berusaha menekan inflasi - akan tetapi tidak bisa di bawah 10 persen
setahun rata-rata, antara lain oleh karena Bank
Indonesia masih punya misi ganda, antara lain sebagai agent of
development, yang bisa mengucurkan kredit likuiditas tanpa batas. Baru di
zaman reformasi, mulai di zaman Presiden Habibie maka fungsi Bank Indonesia
mengutamakan penjagaan nilai rupiah. Tetapi karena sejarah dan karena inflationary
expectations masyarakat (yang bertolak ke belakang, artinya bercermin
kepada sejarah) maka “inflasi inti” masih lebih besar daripada 5 persen setahun
SUMBER : http://id.wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar